Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Java Rockin'land 2011 Hadirkan The Cranberries

Kapanlagi.com - Meski tak mudah memenuhi harapan para pecinta musik rock Indonesia untuk mendapatkan grup band atau penyanyi rock dunia yang bakal menjadi pengisi di perhelatan akbar musik rock di Indonesia, Gudang Garam Intermusic Java Rockin'land 2011, Java Festival Production (JFP) siap memberikan yang terbaik.
Seperti yang diakui oleh Paul Dankmeyer selaku Program Director, sejak beberapa bulan yang lalu pecinta musik rock di Indonesia sudah mulai menyampaikan wish list grup yang akan tampil di even rock akbar tersebut. Namun ternyata tak semua keinginan pecinta rock tanah air bisa terkabulkan.
"Kesesuaian jadwal dan harga adalah kendala utama untuk dapat mendatangkan grup band yang ada di wish list. Kenapa kami pilih The Cranberries, karena mereka adalah legendary band, gak cuma di Indonesia tapi juga dunia. 7 tahun vakum, tapi reuni dan kebetulan bisa tampil di sini. Kami gak setuju dibilang dia udah tante-tante, karena dalam penyelenggaraan pasti ada senior. Konsep kami selalu menyandingkan senior ama baru. Gak ada ditujukan ke genre atau umur tertentu," ucap Paul Dankmeyer di Black Cat, Arcadia, Plaza Senayan, Jakarta Selatan (25/5).
Untuk pagelaran Gudang Garam Intermusic Java Rockin'land yang diselenggarakan pada tanggal 22 - 24 Juli di Pantai Karnaval Ancol, Jakarta Utara ini, selain band asal Irlandia, The Cranberries juga akan menampilkan 30 Seconds To Mars (AS), Happy Mondays (UK), Neon Trees (AS), Blood Red Shoes (UK), Franco (Filipina) dan The Dirt Radicals (Australia) serta masih banyak lagi.
Disamping itu, band rock kawakan Indonesia juga akan bersanding dengan band kelas Internasional tersebut di atas. Special project pun tengah digarap oleh Eki Puradiredja sebagai Program Coordinator JFP, untuk membuat pagelaran tahun ini beda dari sebelumnya.
"Kami sedang melakukan penyusunan daftar grup rock yang akan diundang dalam special project ini. Tentunya adalah grup rock yang bagus dan diinginkan penonton," ucapnya.
»»  READMORE...
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Berakhirnya Karir 'Si Pendiam' Paul Scholes

Tuntas sudah perjalanan karir gelandang veteran Manchester United yang terkenal minim bicara tapi banyak kerja itu.

Paul Scholes mengumumkan pengunduran dirinya sebagai pemain di dunia sepakbola hari ini. Dia memutuskan untuk gantung sepatu di usia 36 tahun.


Dari keputusannya untuk mundur itu, kental sekali terlihat karakter Scholes di sana. Tenang, tapi menggebrak dan tanpa tedeng aling-aling.

Dalam rekam jejaknya sebagai pemain, Scholes dikenal sebagai pemain yang lugas, tanpa ampun dan minim bicara. Scholes sepertinya ingin lebih menunjukkan aksinya di lapangan dari pada di media massa.

Dia juga tak banyak dihantam isu miring. Jalan hidupnya sepertinya lurus-lurus saja. Tanpa hambatan dan halangan. Bisa jadi karena hal itu juga yang membuat kalangan media Inggris, yang terkenal suka masuk ke kehidupan pribadi seseorang yang punya nama besar, jadi malas mendekati Scholes.
Totalitasnya bersama Manchester United tak diragukan lagi.

Bandingkan dengan rekannya David Beckham. Kehidupan gemerlap berada di sekelilingnya. Semua tingkah laku Beckham dan istrinya menjadi konsumsi publik. Tapi Scholes tidak demikian. Kehidupan diri dan keluarganya disimpan rapat-rapat untuk dirinya sendiri. Yang boleh dilihat publik adalah aksinya di lapangan, itu saja.

Dan hal itulah yang menjadikannya sebagai pemain berkarakter. Semua itu juga ditunjukkannya di lapangan. Setiap mendapat kepercayaan tampil, jarang sekali pemain kelahiran Salford itu mengecewakan Sir Alex Ferguson. Pemain yang juga bermain bersama Scholes pun mengakui kemampuannya sebagai salah satu gelandang terbaik Inggris.

Permainan berkarakter juga terus ditunjukkan Scholes, termasuk saat mengumumkan keputusan untuk pensiun. Usai Piala Eropa 2004 misalnya, tanpa wara-wara lebih dulu, dia mengumumkan untuk tidak lagi membela timnas Inggris dan memberikan kesempatan untuk pemain yang lebih muda menjalankan tugas membawa panji-panji The Three Lions dari sektor tengah.

Kebulatan tekad untuk tetap pensiun pun ditunjukkannya ketika Steve McClaren dan Fabio Capello berusaha untuk membujuknya kembali ke timnas Inggris. Semua ditampiknya dengan rasa hormat. Dan atas semua kegagalan Inggris di turnamen besar Eropa dan dunia, publik pun menyalahkan pelatih karena gagal membujuk Scholes untuk kembali ke timnas.

"Apa lagi yang saya bisa bilang dari Paul Scholes yang belum pernah saya katakan sebelumnya. Kami akan sangat merindukannya sebagai pemain yang luar biasa."
Sir Alex Ferguson, Manajer Manchester United

Hal itu menunjukkan jika Scholes punya tempat tersendiri di hati fans, juga karena kemampuannya sebagai jenderal lapangan tengah Inggris yang tiada duanya.

Dan begitu juga ketika Scholes mengumumkan pensiun sebagai pemain. Pemain ini masih menunjukkan cara yang elegan untuk mengumumkan keputusan gantung sepatu, dan pastinya dengan tetap menunjukkan karakternya itu.

Tidak ada acara jumpa media, tidak juga ada isu awal yang gencar membicarakan masa depannya. Indikasi atau isyarat kecil pun juga tak ditunjukkannya akan mengumumkan pensiun. Dengan tegas, langsung, tanpa basa-basi, Scholes mengumumkan untuk pensiun di situs resmi klub hari ini. Itu saja sepertinya sudah cukup untuk Scholes.

Sepertinya, pemain seperti inilah yang dibutuhkan Inggris dan Manchester United untuk kembali merentangkan kejayaan seperti masa lalu, pemain yang berkarakter, pendiam namun banyak bekerja dan menunjukkan lebih banyak aksi dan totalitas di lapangan.

»»  READMORE...
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Dua Gol Penalti Menangkan Sriwijaya FC Palembang

Dua gol penalti Keith Kayamba Gumbs di menit ke-25 dan menit ke-65 membuat Sriwijaya berhasil menaklukkan PSPS Pekanbaru.

Keith Kayamba Gumbs - Sriwijaya FC Palembang (GOAL.com/Aang Kurniawan)
    Sriwijaya FC Palembang berhasil menaklukkan tamunya PSPS Pekanbaru dalam laga lanjutan kompetisi Superliga Indonesia sore hari ini (01/06). Skuad asuhan Ivan Kolev tersebut berhasil mengalahkan PSPS dengan skor 2-1 melalui dua gol yang dicetak oleh Keith Kayamba Gumbs di titik putih, sementara PSPS hanya berhasil membalas melalui gol Herman Dzumafo.

    Pada babak pertama, Sriwijaya FC Palembang langsung menekan pertahanan tim tamu PSPS Pekanbaru. Pada menit ke-enam tandukan Keith Kayamba Gumbs hampir mengubah kedudukan jika bola tidak membentur mistar gawang.

    Sriwijaya baru berhasil mencetak gol di menit ke-25 melalui eksekusi tendangan penalti Kayamba Gumbs. Penalti diperoleh setelah Agus Cima melanggar kapten Sriwijaya FC tersebut di kotak terlarang.

    PSPS berhasil menyamakan kedudukan melalui gol yang dicetak oleh Herman Dzumafo di menit ke-39. Gol tersebut tidak lepas dari kesalahan kiper Sriwijaya Fauzal Mubaroq yang gagal mengantisipasi bola yang meluncur deras ke arahnya.

    Pada babak kedua, Sriwijaya langsung menggencarkan serangan. Tetapi baru pada menit ke-65 tim Laskar Jakabaring berhasil mencetak gol kedua di pertandingan ini dan merubah kedudukan menjadi 2-1 untuk tuan rumah. Gol tersebut kembali dicetak oleh Kayamba Gumbs di titik putih. Kali ini tendangan penalti didapat setelah Thierry Ghattusi dijatuhkan oleh Agus Cima di kotak penalti meskipun dalam tayangan ulang Thierry terlihat melakukan diving.

    Kembali ketinggalan, PSPS mencoba untuk kembali menyamakan kedudukan tetapi kokohnya pertahanan Sriwijaya membuat skuad asuhan Abdulrahman Gurning tersebut gagal mendapatkan peluang emas. Justru Sriwijaya memperoleh peluang untuk menggandakan keunggulan pada menit ke-87 melalui serangan balik cepat, namun sayang tandukan dari Jajang Mulyana berhasil ditepis oleh Fance. Hingga pertandingan berakhir kedudukan 2-1 bertahan.
    »»  READMORE...
    • Digg
    • Del.icio.us
    • StumbleUpon
    • Reddit
    • RSS